Rss Feed

" FHU YENG "

Ini adalah suatu gejala umum yang hampir semua orang alami. Fenomena yang diakibatkan oleh ketidakmampuan daya fikir, disharmoni informasi dan instabilitas psikis ini menjadi salah satu penyebab turunnya gairah belajar bagi para siswa, lemahnya daya juang para guru dan dapat juga menjadi penyebab runtuhnya suatu negara.

Sasaran utama penyerangan fenomena ini adalah bagian kepala, khususnya belahan otak belakng dan depan, yang kemudian dengan kecepatan sangat tinggi menghujam kebagian hati manusia. Tidak hanya sampai disitu, bagian tubuh lain seperti jantung dan paru-parupun terken adampak negatifnya, Detak jantung kisaran 110 sampai 120 bisa menjadi 130 bahkan bisa mencapai 150kali dengan kerja paru-paru dua kali dari biasanya.

Bagi manusia yang terken syndrom ini dan ia memiliki daya tahan tubuh yang lemah maka seluruh tubuhnya akan mengeluarkan cairan (keringat), telapak tangannya akan memucat dan berkerut, matanya akn berkurang terangnya, emosinya dapat meledak dan pikirannya akan menjadi kacau. Pada saar puncaknya orang tersebut hanya memiliki dua pilihan: MENANGIS atau BERTERIAK.

Sampai saat ini sangat sulit mencari obat penawar bagi yang terkena syndrom tersebut. Ada sebagian orang yang mencoba menggunakan obat yang sangat mahal bahkan dapat mengancam keselamatn jiwa sebagai penwarnya. Sebagian yang lain mencari obat ke pelosok-pelosok desa, ke tengah hutan, ke atas gunung, ke kuburan, ke orang pintar, ke pesantren, dan ada juga yang tidak kemana-mana dia mencari ke dalam dirinya membedah sendiri otak kepalanya, membedah sendiri dadanya untuk membersihkan virus syndrom tersebut. Bagi mereka yang menemukannya, maka mereka akan terbebas dari syndrom ini, tapi bagi yang tidak, ekses lebih jauh akan menyebabkan hilangnya daya ingat dan akal sehat.

Namun bagi mereka yang pintar, sesungguhnya masalah tersebut dapat terselesaikan dengan sebuah “serum” dan biaya yang yang sangat murah. Serum tersebut ada pada diri setiap manusia dan mudah ditemui. Serum ini memiliki dampak yang luar biasa dan sangat mudah penggunaannya.

Bagi para siswa yang menggunakan serum ini “DIJAMIN” akan mudah menyerap semua pelajaran yang diberikan dan bagi para guru yang menggunakannya akan mudah mempresentasikan kepada murid sehingga tidak akan ada istilah BeTe, Jutek, dalam proses belajar mengajar. Hal ini memungkinkan karena serum tersebut merangsang sebuah Katup lymbic yang ada di belahan otak kita untuk terbuka: yang pada akhirnya akan meninggkatkan daya pikir, daya ingat, daya nalar, daya imajinasi dan daya-daya lainnya.

Serum tersebut adalah:
SENYUMAN
Karena senyuman penawar duka
Karena senyuman pelipur lara
Karena senyuman penawar sedih
Karena senyuman pelipur hati
Tersenyumlah
Karena senyuman itu I N D A H 


Sumber: buku alumnibta.3/IPA/smt-1/alumni

Ketika API dan ASAP

Suatu ketika ada kapal tenggelam akibat diterjang badai. Tak ada penumpangnya yang tersisa. Kecuali, satu orang yang berhasil mendapatkan pelampung. Namun, nasib baik belum seutuhnya berpihak kepada pria itu. Dia terdampar ke sebuah pulau kecil tak berpnghuni. Sendiri. Tanpa bekal makanan.

Orang itu berdoa kepada Tuhan minta diselamatkan. Usai berdoa, ia pandangi penjuru cakrawala. Berharap ada kapal datang. Tapi, tak ada tanda-tanda ada kapal yang diharapkan tiba. Ia berdoa lagi lebih khusyuk. Kemudian, menatap jauh ke laut lepas. Tidak ada kapal datang. Sekali lagi pria itu berdoa, tapi tak ada juga kapal yang diharapkan. Ya, pulau tempatnya terdampar terlalu terpencil. Hampir tak ada kapal lewat di dekatnya.

Akhirnya, pria itu tidak berdoa lagi, ia telah lelah berharap. Lalu, ia menghangatkan badan. Dikumpulkannya pelepah nyiur untuk membuat perapian. Setelah tubuhnya terasa nyaman, pria itu membuat rumah-rumahan sekedar tempat melepas lelah. Disusunnya semua nyiur dengan cermat agar bangunan itu kokoh dan dapat bertahan lama.

Keesokan harinya, pria malang ini ,mencari makan. Dicarinya buah-buahan untuk pengganjal perutnya yang lapar. Semua pelosok dijelajahi hingga kemudian ia kembali ke gubuknya. Namun, ia terkejut. Semuanya telah hangus terbakar, rata dengan tanah. Hampir tidak bersisa. Gubuk itu terbakar karena pria itu lupa memadamkan api. Asap membumbung tinggi ke angkasa. Hilanglah semua kerja keras semalaman.

Pria itu berteriak marah, “Tuhan, mengapa Kau lakukan padaku. Mengapa.....?” Teriaknya melengking menyesali nasib.

Tiba-tiba terdengar suara peluit. Tuittt... ttuuitttt.... Ternyata itu suara sebuah kapal yang sedang mendekat. Kapal itu merapat ke pantai. Beberapa orang turun menghampiri pria yang sedang menangisi gubuknya itu.

Tentu saja pria itu terkejut. “Bagaimana kalian bisa tau kalau aku ada disini?” tanyanya penuh keheranan.
“Kami melihat simbol asapmu!” jawab seorang awak kapal.

Teman, itulah kita. Kita adalah orang yang manja dan pemarah saat ditimpa musibah. Bahkan, selalu menilai bahwa nestapa yang kita terima adalah penderitaan yang begitu berat daan tak pernah dirasakan oleh siapapun. Itulah sebabnya kenapa kita begitu mudah mengeluh, marah, bahkan mengumpat.

Teman, tentu sikap itu tidak tepat. Seharusnya, musibah tidak boleh membuat kita kehilangan hati kita. Tuhan harus selalu ada di hati kita, walau dalam keadaan yang paling berat sekalipun. Sebab, Tuhan itu tidak tidur. Ia tahu betuk kegelisahan dan jeritan hati kita. Dia Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dan kasihNya selalu datang kepada kita. Pada saat dan cara yang tidak disangka-sangka. Hanya saja kita terlalu kecil utk memahaminya.


Sumber: bukualumnibta.3/IPA/smt-1/alumni