Rss Feed

“ Buku Tahunan Sekolah “

22 Desember 2009,
Pagi itu aku sudah berdiri depan cermin melihat diriku bak peragawati yang siap di foto. Entah aku membayangkan seperti model yang acapkali fotografer menyilaukan cahaya kameranya. Jam menunjuk angka tujuh menyadarkanku untuk segera beranjak pergi menuju sekolah, aku dan teman-teman sekelasku janji untuk kumpul di sekolah. Tapi sebelumnya aku harus minggir sebentar untuk menjemput sahabatku. Perjalanan menuju kerumah sahabatku tak berjalan mulus. Guyuran hujan di pertengahan jalan membuat pakaianku sedikit basah.

Aku sampai di rumah sahabatku itu, ya.. panggil saja dia Saputri. Aku menunggu di luar rumahnya, menunggu hujan yang tak kunjung reda. Setelah menunggu beberapa menit, hujanpun mulai menandakan rintikan air yang berkurang (baca: agak reda). Bergegas menyalakan starter motor, ibu saputri menyodorkanku teh hangat. Hm.. aku pun tergiur untuk meminumnya apalagi dengan suasana dingin yang merasuk. Sudah biasa aku dijamu dengan teh buatan ibunya itu. “Juwii.. diminum dulu. Nih ada teh hangat. Langsung diminum saja, itu teh pagi.” Kata ibu Saputri yang memberikanku segelas teh. “Wahh.. bu jadi ngerepotin nih” ucapku, tersenyum kecil dan malu-malu tapi mau. Beberapa teguk air telah ku minum. Okeh, chao.. to school! Ngeengggg... brumm.. brumm.. motorku melaju kencang.

Di sekolah telah ada teman-temanku. Aku lihat dedew, zahzah, femoy, nico, emde, dan cetrin menunggu di bawah atap rumah kecil yang jika dilihat dari gerbang sekolah ada papan yang bertuliskan ‘kawasan bebas rokok’ (baca: pos satpam). Lucunya satpam yang tengah duduk diantara teman-temanku itu nampak mengkerut dahi, sepertinya ia agak kesal dengan barang-barang bawaan kami yang terlihat seperti tas-tas orang pulang kampung dan itu bertumpuk di meja depan mata satpam. Ada lagi temanku, nico yang sedang menggulung-gulung rambutnya dengan rol. Aku jadi membayangkan pos satpam bagaikan salon kecantikan saat itu. “Mau creambath bu? Pake conditioner apa? Lidah buaya, ginseng, atau rumput laut?” itu biasanya ucapan mbak-mbak salon yang akan melayani pelanggan terbaiknya. Ah.. itu hanya bayangan sesaatku.

Menunggu, menunggu, dan menunggu. Temanku yang lain silih berganti keluar masuk gerbang. Hampir semua sudah berkumpul dan lekas berangkat. Ada 3 mobil yang siap membawa para calon model-sehari (baca: rakyat ipa3). Aku lebih memilih naik motor. Lebih tepatnya, mengendarai motor, bukan hanya dinaiki. Awan tak henti-hentinya mengeluarkan air yang cukup deras. Sesungguhnya para pengendara motor tak tahu dimana studio itu diletakkan. Yang kita tahu hanyalah daerah Barito dengan alamat yang kurang jelas. Mencari-mencari, dimana studio itu. Alhamdulillah bertemu juga..

Oh.. tidakkk!!! Cocow dan eMDe menghilang tanpa jejak. Ahhaa.. Tapi untungnya ada alat unik punya cocow, mirip hape tapi agak besar. Alat itu menggantungkan dirinya pada sinyal dan berbunyi “kresek..kresek”, tanpa pulsa untuk berkomunikasi. Dengan bantuan gadget itu, Alhamdulillah bertemu juga..

Masuk ke dalam, semua penduduk kelas ipa3 beramai-ramai mengerubungi tata rias studio. Berdandan ria, bolak-balik depan belakang, mondar-mandir sana sini, gonta-ganti baju ganti, semua aktivitas layaknya model saat itu dilakukan. “ckkreeekkk..” bunyi suara kamera diiringi dengan silauan di atas yang mirip payung bercahaya sporadis, semuanya bergaya dan abang fotografer menyuruh kami berkata “ipa tigaaa..”, ada suara dibelakang berkata “ucapkan GAYY...”. Semuanya pun tertawa..

Wah.. enaknya menjadi model sehari. Oh iya, ada satu moment hari itu, panggil saja H & H. Hjantan mengutarakan perasaan kepada Hbetina (panggilannya lebih mirip kayak ayam. hehe.. maaf). Kira-kira diterima gak ya? eh.. ternyata diterima. I wish, i get PJ from that couple.

Ada 1 lagi moment terpenting, 22 Desember biasa diperingati dengan Hari Ibu. Aku memberikan mawar merah untuknya. Padahal mawar itu ku dapat dari sisa property tema white, tapi tak apalah yang terpenting.. bukan dilihat seberapa mahalnya pemberian seorang anak, tp lihatlah seberapa mahalnya kasih sayang seorang ibu, lihat dari hati seorang ibu yang memberikan kasih sayang sesungguhnya semasa hidup kita, mulai dini hingga dewasa, karena mahalnya kasih sayang yang ia berikan bahkan sampai saat ini mungkin ada diantara kita yang belum bisa membalas jasa-jasanya. Kasih sayang bukan hanya diberikan saat hari peringatan, kasih sayang diberikan sepanjang hari.. sepanjang masa.. sepanjang hidup kita..
Happy Mother’s Day...


0 komentar:

Posting Komentar